a

Inilah Waktu Paling Mustajab Untuk Berdo'a

Inilah Waktu Paling Mustajab Untuk Berdo'a - Hallo sahabat Video dan Kisah Inspirasi, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Inilah Waktu Paling Mustajab Untuk Berdo'a, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Nikmat Islam, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.



Inilah Waktu Paling Mustajab Untuk Berdo'a

Baru-baru ini Ustadz Yusuf Mansur berceramah dengan tema waktu berdoa yang paling mustajab yang dilakukan pada hari Jum’at yakni pada habis Ashar hingga sebelum Magrib, hanya terjadi seminggu sekali, sehingga waktu ini dapat Anda manfaatkan sebagai waktu berdoa yang sangat afdol agar semua hajat Anda bisa terkabul, terampuni dosa-dosa dan Sembuh dari penyakit dan sebagainya.

Buat sahabat ang punya masalah apapun masalahnya, buat temen-teman yang punya hajat apapun hajatnya, buat temen-temen yang punya dosa kek apapun dosanya, coba minta sama Allah untuk setiap hajatnya, minta diampuni setiap dosanya kalau bisa kita doain yang lain, kita doakan sebanyak-banyaknya. Kemudian kita minta manfaat untuk akhirat kita, minta surga, minta ridha Allah, dan lain sebagainya.

Cara Berdoanya:

Usahakan dalam kondisi berwudhu
Sholawat dulu, sekali, tiga kali, tujuh kali, makin banyak makin bagus. Karena pengantar doa itu adalah Sholatwat, semakin bagus sholawat kita semakin keren doanya.
Istighfar, sekali, tigakali atau seratus kali, atau sebanyak-banyaknya.
Baca Qur’an dulu setidaknya baca Alfatihah sebagai pengantar.
Kemudian Bertasbih, minimal baca Subhanallah… atau Subhanallahi wa bihamdi
Kemudian Membaca La haula walaquata illa billahil aliyil ‘azim
Lalu Niatin sedekah, walaupun nanti setelah berdoa baru di sedekahin yang penting niatin dulu atau jika mungkin sedekah dulu, sisihkan uang kita di salah satu tempat khusus untuk nanti di serahkan kepada yang berhak menerima sedekah.
Lalu Berdoa
Penutupnya bisa dengan istigfar lagi, alfatihah lagi, sedekah lagi.

Beberapa hadist Pendukung tentang waktu yang paling mustajab disebutkan dalam beberapa hadits. Di antaranya,

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda, “Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat
suatu jam (waktu) tertentu, tidaklah seorang muslim mendapati waktu tersebut dan berdoa kepada Allah memohon kebaikan, melainkan Allah akan memenuhi permohonannya.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lalu bersabda, “Waktu tersebut hanya sebentar.” (HR. Bukhari no. 6400 dan Muslim no. 852, dengan lafal Muslim).

Ada beberapa ulama yang berpendapat bahwa waktu paling mustajab itu yaitu pada satu jam terakhir sehabis sebelum magrib, atau antara ashar dengan magrib. Berikut hadistnya:

Dari Abdullah bin Salam Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Saat itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sedang duduk, maka saya mengatakan, “Sesungguhnya kami (kaum Yahudi, sebelum ia masuk Islam, pent) mendapati dalam kitab Allah (Taurat, pent) bahwa pada hari Jum’at terdapat suatu jam (waktu) tertentu, tidaklah seorang mukmin mendapati waktu tersebut saat ia melaksanakan shalat dan berdoa kepada Allah memohon suatu keperluan, melainkan Allah akan memenuhi keperluannya.”

Dari Jabir bin Abdullah dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda, “Hari Jum’at terdiri dari dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah (pada suatu jam tertentu), melainkan Allah akan mengabulkannya. Maka carilah jam terkabulnya doa tersebut pada satu jam terakhir setelah shalat Ashar!” (HR. Abu Daud no. 1048 dan An-Nasai no. 1389, sanadnya baik, dinyatakan shahih oleh Al-Hakim, Adz-Dzahabi, An-Nawawi, dan Al-Albani, dan dinyatakan hasan oleh Ibnu Hajar al-Aasqalani).


Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Carilah satu jam yang diharapkan pada hari Jum’at pada waktu setelah shalat Ashar sampai waktu terbenamnya matahari!” (HR. Tirmidzi no. 489, di dalamnya terdapat seorang perawi yang lemah bernama Muhammad bin Abi Humaid az-Zuraqi. Namun hadits ini diriwayatkan dari jalur lain oleh Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam al-Awsath dan dikuatkan oleh hadits Jabir bin Abdullah dan Abdullah bin Salam di atas).

Masukan email untuk update Gratis Materi dan Ilmu Islam.

close
//